Rabu, 27 Maret 2019

Gaya Hidup Minimalis

06.23 0 Comments

Apa itu hidup minimalis? HIdup dengan gaya minimalis adalah hidup dengan barang-barang yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Minimalis adalah topik yang cukup banyak dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir karena banyak yang merasa tidak bahagia dengan gaya hidup yang maksimalis atau memiliki banyak barang. Minimalis sering diartikan dengan sesuatu yang simple dan tidak memiliki barang yang banyak atau hanya menggunakan baju putih atau hitam semata. Padahal gaya ini tidak memiliki patokan yang paten dan semua bisa melakukan dan menyesuaikan dengan kehidupan masing-masing. Bisa juga memiliki barang dengan berbagai macam warna asalkan barang tersebut merupakan barang yang benar kita butuhkan bukan yang kita inginkan
Dalam memulai hidup minimalis, kita bisa membaca beberapa buku seperti karangan Fumio Sasaki, Fansisca Jay atau Marie Kondo yang cukup terkenal. Kita bisa memulai dengan berbenah di rumah, kita bisa mengeluarkan semua barang di lemari dan di kamar. Biasanya saat mengeluarkan semua barang tersebut kita baru menyadari betapa banyaknya barang yang sudah menemani kita, ternyata kita tidak pernah tidak punya baju. Baju kita sangat banyak sekali, hanya saja kita tidak melihatnya di lemari karena lemari sudah terlalu penuh. Lalu kita bisa mulai memegang satu- persatu barang tersebut dan memikirkan apakah kita pernah menggunakan barang tersebut? Apakah kita mempunyai dua atau tiga barang sejenis dengan kegunaan yang sama? Apakah barang tersebut menimbulkan kegembiraan dalam hati kita? Anda dapat membuang barang tersebut atau alih-alih menyumbangkan barang tersebut. Bila anda orang yang sabar, anda bisa menjual barang tersebut secara online.
Membuang barang yang tidak digunakan adalah kunci hidup minimalis. Aku pun sudah merasakan membuang barang awalnya sulit, jadi aku melakukan secara perlahan. Aku sortir baju yang memang aku tidak pernah gunakan lagi, kemudian aku sisihkan barang yang aku masih ragu. Apakah baju tersebut akan aku cari apabila dia telah menghilang? Ternyata aku kebanyakan sudah lupa dengan baju yang aku simpan itu, kebanyakan aku tidak ingat dan berujung dengan membuang atau menyumbangkan barang tersebut.
Setelah membuang barang tersebut, ada keinginan untuk membuang barang lain yang memang tidak berguna. Aku merasa lega setelah membuangnya. Kamar lebih mudah dibersihkan dan juga menjadi lebih lega dan rapi. Ada rasa kepuasan di hati. Selain itu, tidak pernah terpikir untuk membeli barang seperti baju, tas, ataupun sepatu lagi. Karena berpikir telah memiliki barang tersebut dan tidak membutuhkan yang baru.
Memiliki banyak barang dipercaya dapat menyita pikiran, waktu untuk membersihkan,merawat, dan menyimpan barang tersebut. Oleh karena itu, memiliki sedikit barang artinya memiliki banyak waktu dan kita bisa lebih produktif ke hal lainnya.
Kunci hidup minimalis lainnya adalah memastikan bahwa setiap benda memiliki tempat atau rumahnya. Sehingga mudah untuk kita merapikan benda tersebut apabila sudah digunakan. Kamar atau rumah akan menjadi lebih rapi karena kita tau harus mengembalikan barang itu kemana. Usahakan jangan menumpuk barang, karena menumpuk barang hanya akan membuat kita sulit menemukan barang tersebut. Barang menjadi tidak terlihat dan terlupakan, selainn itu kita males mengembalikan ke tempatnya.
Sisanya, bila kita sudah memastikan bahwa kita adalah seorang minimalis, kita akan lebih bijak lagi untuk menambahkan barang di rumah atau kamar kita. Apakah benar kita membutuhkan barang ini? Kita harus berpikir bila akan membeli barang, kegunaanny apakah sepadan dengan usaha yang kita butuhkan untuk merawat barang tersebut.
Yah sekian untuk hidup minimalis saat ini. Nanti akan aku tambah kalo ada artikel baru


Minggu, 17 Maret 2019

Menikah dengan berhutang (?) Jangan

07.07 0 Comments
Saat ini lagi marak dan musim untuk menikah.. Terutama buat kalangan anak tahun 90an kayak aku yang sudah berusia 25 tahun dimana temen-temen sudah pada menikah.
Biaya pernikahan sangatlah mahal terutama dengan era instagram yang meningkatkan standar dalam dekorasi dan pernak pernik pernikahan. Artis yang menikah dengan mewah juga menjadi gold standar dan bucket list yang diinginkan oleh setiap anak muda jaman now.
Tapi.. dengan usia muda sangat jarang yang memiliki uang untuk alokasi pernikahan. Seorang fresh graduated kebanyakan memiliki gaji yang berkisar di UMK dimana sangatlah sulit untuk menabung. Padahal keinginan untuk menikah sudah menggebu-gebu, gerungan dari tetangga sudah mulai terdengar...
"kapan nikah?" adalah pertanyaan yang umum ditanyakan.. apalagi ada yang bertanya dengan panjang
"kapan nikah kan sudah kerja , mau nunggu apa lagi?" huft....
Belum lagi keinginan pesta dari orang tua untuk mengundang ribuan orang yang notabenenya ga kita kenal sama sekali..

Solusi ?
banyak sekali yang mengusulkan pinjam uang ke Bank..
Berapa banyak?
rata-rata biaya pernikahan di Indonesia berkisar di 50 juta hingga milyaran. Nikahan dengan undangan 500an kebanyakan berada diangka 150 juta.

Padahal berhutang untuk pernikahan tidak disarankan. Karena pernikahan itu notabenenya hanya pesta dalam sehari dan uang tersebut lenyap hanya untuk acara yang bahkan sebulan kemudian hanya akan kita lupakan dan yang kita akan hadapi justru adalah kehidupan paska pernikahan yang penuh dengan tagihan, terutama bila ternyata dikasih anak dengan cepat. Harus tinggal dimana, makan apa, transportasi kerja bagaimana, calon anak bagaimana, itu adalah masalah-masalah baru dalam pernikahan..
Berhutang semisal 150 juta, maka dengan bunga 0.99% dalam 4 tahun maka harus membayar hutang sebesar 4.600.000 . Ini sudah aku cek di kalkulator KTA. Gila banget yaaaahhhh ga kebayang duit hampir 5 juta gitu kalo dikumpulin 2,5 tahun aja sudah kekumpul lho 150 juta. Ini menandakan bila berhutang berarti sebenernya belum mampu untuk melaksanakan pernikahan.

Berhutang hanya akan menambah pemikiran, pusing dan bahkan kita membayar untuk sesuatu yang sudah hilang. Berhutang mobil akan terlihat mobilnya... ada bendanya.. tapi kalau misalnya pernikahan? Kebanyakan temen-temen yang sudah menikah berkata bahwa mereka telah lupa bagaimana sensasi memakai gaun pernikahan tersebut...Yang tersisa hanya foto kenangan saja

Pernikahan yang baik dilakukan dengan perencaan finansial yang baik. Melakukan perencanaan pengeluaran dan pemasukan kita dan menurunkan gaya hidup sehingga sisa uang tersebut bisa digunakan untuk pernikahan. Semoga temen-temen yang akan menikah bisa segera menikah dan bebas dari hutang..

Follow Us @soratemplates