Senin, 05 September 2011

Naskah drama puisi lama


Naskah drama puisi lama

Setting Tempat : di dalam kelas XII IPA3
Rian                       : aduhh, aku lupa hari ini ada uloangan bahasa Indonesia. Bagaimana ini aku belum belajar?
Fahmi                   : santai saja.
Rian                       : Santai ? Apa kamu sudah belajar?
Fahmi                     : yah belum dong, tetapi aku sudah membuat contekan .(sambil menunjukkan kertas contekkan)
Rian                      : Baguuus. Memang hari ini ulangannya tentang apa sih.
Hafist                   : tentang puisi lama.
Bayu                     : apa sih puisi lama tuh.
Indi                        : Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan aturan antara lain : jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan, banyak suku kata tiap baris dan irama. Memangnya kalian tidak belajar yahh.
Bayu                     : Pastinya
Anti                        : bagaimana dengan jenis puisi lama?
Indi                        : Jenis – jenisnya antara lain mantra , pantun, seloka, talibun, pantun kilat, gurindam, syair, masnawi, kit’ah, ruba’I, nazam dan gazal.
(bel masukan berbunyi tringgg… tringgg…)
Laksmi                  : aduh, ulangannya sudah hapir dimulai . bagaimana nihh??Mudahan gurunya gak ada..
(tiba-tiba pak guru datang)
Wahyudi              : Anak-anak keluarkan kertas selembar , hari  ini kita akan ujian tentang puisi lama.
Siswa                     : huuuuuuuuu….
Wahyudi              : Diam! Harap tenang , saya akan bagikan kertas soal ujian. Saya ada rapat di ruang guru harap tenaang mengerjakannya dan jangan mencontek! Ingat, jangan mencontek!
Siswa                     : baik bapakkk..yyeee..yeee
Laksmi                  : Ih, susah sekali sih soal ini? Indi indi, apakah kamu mengetahui jawaban nomor satu tentang mantra?
Indi                        : mmm.. mantra itu..
(tiba-tiba pak guru masuk kedalam kelas)
Wahyudi              : Nah, ketahuan ya! Laksmi kamu mau menyontek!
Laksmi                  : Ah, tidak bapak, ini soalnya susah sekali.
Putut                     : Loh? Bukannya Bapak mau rapat?
Wahyudi              : iya, saya tidak jadi rapat karena… ah, sudahlah kalian tidak perlu tahu. Jadi saya bias mengawasi kalian ujian sekarang.
Siswa                     : (kecewa)

(setelah uujian selesai)
Laksmi                  : wahh. Aku tadi Cuma gak bias soal nomor satu. Sulit sekali.
Putut                     : tentang mantra tadi yah?
Anti                        : wah itu sih gampang. Coba sini aku jelaskan. Mantra adalah  puisi lama yang berisi puji-pujian terhadap sesuatu gaib atau dikeramatkan, seperti dewa, roh, binatang atau Tuhan.
Fahmi                    : Lalu contohnya seperti apa?
Anti                        : contohnya missal untuk menangkap buruan dengan mudah maka orang jama dahulu mengucapkan mantra:
Sirih lunar pinang lunar
Terletak diatas penjuru
Hantu buta, jembatan buta
Aku mengangkat jembatan rusa
Ketika berburu mereka sering kali harus berhadapan dengan binatang buas, maka mereka pun membaca mantra
Hai si ganipar alam
Gegap gempita
Jarum besi akan rumahku
Jarum tembaga akan rumahku
Jarum tembaga akan rumahku
Ular bias akan janggutku
Buaya akan tongkat mulutku]
Harimau mendekam di pengriku
Gajah meandering bunyi suara
Suara seperti bunyi halilintar
Bibir terkatup, gigi terkunci
Jikalau bergerak bumi dengan langit
Bergeraklah hati engkau
Hendak marah stsu hendak membinasakan aku
Nah, itu contohnya mereka beranggapan dengan membaca mantra mereka bisa selamat dari ancaman hewan buas tersebut.
Fahmi                    : lantas, bagaimana dengan pantun? Tadi Indi menjelaskan tentang macam-macam puisi lama salah satunya pantun.
Bayu                      : mmm…. Aku juga kurang mengerti.
(marsika datang dari balik pintu)
Hafiz                      : hai, marsika. Kamu darimana saja? Kok baru datang ?
Marsika                : Aku tadi dispensasi untuk pegelaran sekolah kita
Putut                     : Wah , temanya apa?
Marsika                : Tentang apa ya tadi aku juga lupa, yang jelas ada acara berbalas pantunnya.
Anti                        : kalau begitu kamu bias menjelaskan tentang pantun?
Marsika                : kira-kira begini. Pantun adalah puisi melayu asli yang membudaya dalam masyarakat dan memiliki cirri-ciri : setiap bait terdirir 4 baris, baris 1 dan 2 sebagai sampiran, baris 3 dan 4 merupakan isi, bersajak ab-ab, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kaka, berisi nasihat, kerinduan, sindiran, teka-teki ataupun guyonan.
Hafist                                    : kalau tidak salah ada syarat-syarat khusus untuk pantun ya?
Marsika                : ya itu tadi yang kusebutkan. Kalau berdasarkan isinya pantun dibedakan menjadi 5 jenis yaitu pantun anak-anak, pantun muda-mudi, pantun tua, pantun teka-teki dan jenaka contohnya
1.       Pantun anak-anak
Elok rupanya si Kumbang Jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak berkata besar hati
Melihat Ibu sudah datang
2.       Pantun muda mudi
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
3.       Pantun orang tua
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
(sambil menjelaskan ciri-cirinya)
Putut                     : Trus kalau pantun jenaka dan teka-teki ?
Marsika                : contoh pantun jenaka
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya bimbir sumbing
Biar marah tertawa juga
  Contoh pantun teka-teki
Kalau puan , puan cemora
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak lassana
Binatang apa tanduk di kaki
Bayu                      : wah, pusing aku. Banyak sekali contohnya. Aku rasa masih ada jenis pantun lainnya selain yang disebut Marsika tadi?
Putut                     : ya, benar sekali Bayu ada 3 jenis pantun lagi antara lain pantun berkait (seloka), pantun kilat(karmina), dan talibun.
                                Pantun  berkait adalah pantun yang tidak cukup dengan satu bait saja, sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait. Cirri-cirinya antara lain
a.       Baris 2 dan 4 baris pertama di pakai sebagai baris 1 dan ke 3 bait ke 2.
b.      Baris 2 dan 4 bait kedua di pakai sebagai baris 1 dan 3 bait ke3.

Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Dimana hati tak kan rusuh
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan
Tarunangin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
Kemana untung di serahkan
                                (sambil menjelaskan cirri-cirinya)
Indi                        : Hay, teman-teman , sibuak banged nih. Psti lagi membahas ulangan tadi?
Laksmi                  : iya ndi, coba kamu berikan contoh talibun dan pengertiannya.
Indi                        : oke, sabar-sabar, aku buka buku ku sebentar, nah menurut buku yang aku baca, talibun adalah pantun yang susunannya terdiri dari 6, 8, atau 10 baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yaitu terdiri atas sampiran dan isi, jika talibun itu terdiri 6 baris, maka 3 baris pertama merupakan isi dan 3 baris berikutnya merupakan isi, contohnya
Selasih di rimba Jambi
Rotan di tarik orang Pauh
Putus akarnya di jerami
Kasih pun baru dimulai
Tuan bawa berjalan jauh
Itu menghina hati kami
(sambil menganalisis)
Bayu                      : wah, pinjam dong indi,bukunya bagus, boleh aku baca?
Indi                        : Oh iya silahkan, (sambil memberikan buku kepada Bayu)
Bayu                      : Hah, ini teman-teman tentang pantun kilat/karmina
Anti                        : Coba dibaca Bayu.
Bayu                      : oke, pantun kilat atau karmina ialah pantun yang terdiri dari 2 baris, Baris pertama adalah sampiran dan baris kedua merupakan isi. Contohnya
                                Gendang gendut, tali kecapi
                                Kenyang perut, senanglah hati
                                Contoh lain lagi : pinggan tak retak, nasi tak ingin
                                                               Tuan tak hendak kami tak ingin
Hafist                    : kalo gurindam ada enggak. Aku mau baca tentang gurindam.
Bayu                      : ada, ini (memberikan buku kepada Hafist)
Hafist                    : Gurindam disebut juga sajak peribahasa. Gurindam terdiri atas 2 baris yang berirama. Baris pertama merupakan sebab (hokum, pendirian), baris kedua merupakan jawaban atau dugaan . gurindam memiliki susunan berikut
1.       Terdiri atas dua baris
2.       Rima dengan akhiran /aa/
3.       Baris pertama adalah syarat , ke 2 berisi akibat dari yang disebutkan pada baris pertama.
4.       Berisi ajaran, budi pekerti/ nasehat keagamaan.
Contoh yang terkenal adalah gurindam 12 karya Ali Haji. Disebut gurindam 12 karena barisnya berjumlah 12.
Awal diingat akhir tidak
Alamat badan akan rusak
Barang siapa mengenal dua
Taulah dia barang terperdaya
Mengumpat dan memuji hendaklah piker
Disitulah banyak orang tergelincir
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tak bertiang
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar ibu bapaknya letih
(sambil menjelaskan)
Rian                       : hoyy, teman teman , sebentar lagi bel berbunyi, Pak Yudi akan datang
Marsika                :eh, aku dispen dulu yah,, dadahh teman teman.
Siswi                      : dadahhh
(semua kembali ke tempat duduk masing-masing)
Wahyudi              :  Yah, anak-anak hasil ulangan akan Bapak bagikan Minggu depan,sekarang Bapak akan mengulang  materi tentang sastra klasik berupa puisi Arab. Siapa yang tau apa saja angkat tangan ? nilai menjawab kalian akan bapak masukan untuk tambahan nilai ulangan. Karena sebagian ulangan yang telah bapak periksa banyak yang kurang nilainya,jadi saya anggap ini sebagai nilai tambahan
(siswa kaget dan merasa takut kena remidi)
Fahmi                    : saya pak!syair, Masnawi, Ruba’I, Kit’ah , Nazam, dan Gazal.
Wahyudi              : benar sekali. bapak akan menjelaskan apa itu syair, Masnawi, Ruba’I, Kit’ah , Nazam, dan Gazal. Syair. Syair adalah bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab yang ciri-cirinya terdiri atas empat baris, tiap baris terdiri atas 8 sampai 10 suku kata, tidak memiliki sampiran dan isi, semuanya merupakan isi, berirama akhir a-a-a-a. di buku sudah ada contoh syair. Laksmi tolong bacakan.
Laksmi                  : ya Illahi Khalikul Bahri
Nasibku malang tidak pergi
Ditinggalkan suami seorang diri
Bakal sengsara setiap hari
Sengsara gerangan takdirnya untung
Sebagai nasib si bunga betung
Hanyut di sungai terkatung-katung
Diejekkan kera dan lutung
Diriku hina amatlah malang
Padi ditanam tumbuhlah ilalang
Puyuh di sangkar jadi belalang
Ayam ditambat di sambar elang
Kesukaan lenyap lara menyebut
Pedih dan pilu rasanya kalbu
Pikiran melayang sebagai lebu
Sebagai anak ditinggalkan ibu
Wahyudi              : (analisis syair) sekarang  siapa yang bisa menyebutkan pengertian dan contoh Masnawi?
(anak-anak mengacungkan tangannya)
Indi                        : setahu saya Masnawi adalah puisi Arab yang berisi puji-pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia. Kalau contohnya saya lupa ,pak.
Putut                     : saya Pak!
Wahyudi              : ya Putut
Putut                     :  judulnya Umar
Umar yang adil dalam perinya
Nyatanyalah pun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya sendiri dibunuh
Inilah yang benar dan sungguh
Dengan bedah antara si alam
Ialah yang besar pada siang malam
Lagipula yang menjauhkan segala syar
Imamullah di dalam Padang Masyhar
Barang yang hak Ta’ala katakana itu
Maka katanya yang sebenarnya begitu
Wahyudi              : bagus. Nilai ulangan kalian berdua Bapak tambahkan. Nah jadi tinggal tiga lagi yang akan ulangi. Ruba’I adalah puisi Arab yang berisikan hal-hal yang berhubungan dengan nasihat-nasihat bersifat pemujaan. Rian, coba kamu bacakan contoh Ruba’i?
Rian                       :  Judul Manusia
Subhanallah apa hal segala manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah itu kujadikan tubuhnya kemudian
Yang ada dahulu padanya terlalu mulia
Wahyudi              : sekarang Bayu coba kamu jelaskan apa itu Kit’ah , nazam dan Gazal
Bayu                      : waduhh apa yah.. lupa saya Pak
Wahyudi              : bagaimana kamu ini kalo begitu anti coba kamu jelaskan
Anti                          : Kit’ah adalah puisi Arab yang berisi nasihat-nasihat yang bersifat mendidik. Nazam adalah puisi arab yang berisikan tentang cerita hamba sahaya, raja, sultan, pengertian, atau bangsawan istana. Dan Gazal adalah pantun arab yang berisi cinta kasih.
Laksmi                  : Pak, saya mau menyebutkan contoh Kit’ah.
Jikalau dalam tanah pada ikhwal sekalian
Tiadakah kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan
Fana juga sekalian yang ada, dengarkanlah yang Allah berfirman
Kulluman’alahi Famin, yaitu barang siapa yang diatas bumi itu lenyap jua.
Wahyudi              : bagus laksmi.sekarang Bayu kamu buat contoh Gazal yang tadi disebutkan berisi cinta.
Bayu                      : (melihat bukunya)
Kekasihku seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia juga
Dan nyawaku pun mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika seribu tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya jika pada nyawa itu yang menghidupkan sementara nyawa manusia juga
Dan menghilangkan cinta pun itu kekasihnya yang setia juga
Kekasihku itu yang mengenak hatiku dengan rahasia juga
Bukhari yang ada nyawa itu adalah berbahagia juga.
(BEL BERBUNYI)
Siswa                     :  yesss.. pulang..
Wahyudi              : tampaknya jam bapak sudah habis. Saya akhiri Wasalamualaikum Wr. Wb.
Siswa                     : walaikum salam Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates