Senin, 05 September 2011

setelah menyelesaikan pendidikan dokter gigi : tugas filsafat yang kutemukan


Nama : Indira Laras Putri
Nim     : 021011147

Setelah menyelesaikan pendidikan dokter gigi,
a.    Menghadapi masa bebas
Setelah menjadi dokter gigi, kita akan menghadapi masa bebas. Dalam mengadapi masa bebas, kita harus menetapkan tujuan hidup kita. . Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu kita dengan berleha-leha di rumah atau bersantai.  Apakah kita akan menjadi dokter gigi yang praktis atau teoritis. Jika kita sudah menentukan, maka kita harus segera melaksanakan tujuan hidup kita. Kita harus sebaik-baiknya memanfaatkan waktu. Jika kita ingin menjadi dokter gigi praktik, maka kita dapat membuka praktik sendiri atau mencari pekerjaan di beberapa rumah sakit. Bisa juga kita langsung mengambil pendidikan spesialis untuk menunjang karir kita. Jika kita ingin menjadi dokter gigi yang teoritis adalah dengan cara melanjutkan S2 dibidang magister dan melamar pekerjaan di lembaga penelitian. Yang terpenting, kita harus ingat tujuan awal kita kuliah di bidang kedokteran gigi adalah untuk bekerja dan mengabdi kepada masyarakat. Seperti sumpah dokter gigi saat menyelesaikan studi maupun kliniknya.
Demi Allah saya bersumpah / berjanji, bahwa :
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan.
2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran gigi.
3. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter gigi.
4. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran gigi saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan.
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial.
6. Saya ikrarkan sumpah / janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keinsyafan.
b.    Menghadapi tekanan konsumtivisme
Manusia sudah pasti merupakan makhluk yang komsumtif, kita sedari kecil sudah pasti mengkonsumsi waktu , mengkonsumsi tempat tinggal. Karena sejatinya konsumtif adalah menggunakan sesuatu. Konsumtif bukanlah sifat yang salah, karena kita sebagai manusia pasti merupakan mahluk yang konsumtif. Konsumtivisme berbeda dengan konsumtif. Konsumtivisme terdiri dari dua kata, konsumtif dan isme, yang artinya perilaku konsumtif sebagai suatu falsafah hidup.
Nah, bagaimana kita menghadapi tekanan konsumtivisme? Sementara , di era globalisasi ini, bagitu banyak produk menarik yang ditawarkan kepada kita. Apalagi jika kita mapan, maka perilaku konsumtivisme akan semakin mudah menjalar ke dalam diri kita. Yang perlu kita lakukan sebenarnya hanya berfikir. Apakah kita butuh untuk mengkonsumsi barang itu atau tidak? Jika karena hanya banyak diskon , kalo kita tidak butuh ya tidak usah dibeli. Karena akhirnya barang itu tidak akan berguna.
Saah satu faktor lain yang mebuat orang menjadi konsumtivisme adalah karena untuk memperlihatkan status hidupnya. Menggunakan pakaian bagus merupakan prestise bagi orang-orang, termasuk dokter gigi. Dokter gigi merupakan pekerjaan yang terlihat glamor. Dokter gigi pun tertarik untuk memperbaiki penampilannya. Hal ini akan menimbulkan pikiran konsumtivisme. Yang harus dilakukan adalah membuat batasan bagi diri kita dengan menganggarkan uang kita kepada suatu hal yang kita perlukan setiap bulan. Tentu saja dalam menganggarkan tidak boleh berlebihan.
Sesungguhnya yang dapat mengendalikan sikap konsumtivisme adalah diri kita sendiri. Tidak ada satupun manusia yang bisa mengendalikan kita. Jadi tanamkan sikap bahwa konsumtivisme adalah buruk, tuliskan dan canangkan.
c.    Menghadapi budaya asing yang masuk
Budaya asing masuk dengan membawa banyak perubahan yang baik maupun buruk. Dalam era ini, batas Negara semakin menghilang sehingga memungkinkan segala yang ada di luar negeri masuk ke dalam negeri kita dengan mudah, termasuk dengan masuknya dokter gigi asing ke Indonesia. Hal ini terjadi karena kurangnya pelayanan kesehatan di Indonesa. Untuk menghambat datangnya dokter gigi asing itu, kita sebagai dokter gigi harus menngkatkan kemampuannya setara dengan kemampuan dokter asing.
Sebagai langkah utama adalah dengan meningkatkan lagi kualitas pendidikan kedokteran gigi di universitas di seluruh Indonesia.Mutu pendidikan di setiap universitas pasti berbeda. Untuk itu, kita harus meningkatkan kualitas pencetakan kader dokter gigi. Dalam dunia kedokteran integritas merupakan syarat mutlak. Integritas terhadap keilmuan dan etika kedokteran yang solid akan membuat dokter dan dokter gigi mengutamakan kesembuhan pasien sesuai dengan janji dokternya. Nilai ini harus ditanamkan sejak awal pendidikan sehingga dokter kita dapat menjadi dokter yang pandai dan memberikan pelayanan yang sesuai kepada masyarakat yang membutuhkan.
Jangan sampai dokter gigi asing menguasi pasar kesehatan dalam negeri.
d.    Terhadap potensi disintegrasi agama, suku, kesenjangan social
Menjadi dokter gigi praktisi kita tidak boleh menjadi membeda-bedakan agama, suku dan status ekonomi pasien tersebut.
Jika dilihat dari UUD pasal 29 ayat 2 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Jadi kita tidak boleh membedakan pasien kita hanya karena agama mereka berbeda dibanding kita. Kita harus kembali kepada prinsip dan sumpah kita setelah menjadi dokter gigi, yaitu untuk menyumbangkan ilmu kita demi kesehatan gigi masyarakat. Begitu pula dengan isu suku dan kesenjangan social yang makin marak di daerah-daerah. Kita harusnya mendukung pemerintah dengan memberikan bantuan kemanusiaan sedapat yang kita bias kepada saudara kita yang mengalami  luka parah, dan bukan malah memperuncing keadaan.

Menjadi dokter gigi praktisi
a.    Sikap dalam merawat pasien
Sesuai dengan sumpah sebagai dokter gigi, kita tidak boleh membedakan satu pasien dengan yang lain. Tidak peduli kaya atau miskin, sebagai dokter gigi, tugas kita adalah merawat gigi dan kesehatan mulut orang. Akan timbul perasaan bahagia ketika kita telah berhasil merawat gigi seseorang hingga menjadi baik. Kita harus tetap ramah dan menjaga sikap kita terhadap pasien tanpa membedakan mereka. Sebenarnya yang mempengaruhi kesuksesan dokter gigi adalah bagaimana sikap mereka terhadap pasien.
b.    Sikap dalam menentukan tarif perawatan
Menentukan tarif perawatan dapat ditentukan dengan cara melihat kondisi ekonomi pasien. Tidaklah etis untuk menyamakan biaya perawatan kepada setiap pasien. Pasien yang kaya kita beri biaya yang sesuai dengan kemampuannya dan begitu pula dengan pasien miskin. Hal itu dapat kita siasati dengan penggunaan bahan tumpatan yang sesuai dengan kemampuan si pasien.

Menjadi dokter gigi teoritis
a.    Sikap dalam membuat karya ilmiah
Dalam membuat karya ilmiah, seorang dokter gigi harus membuat karya ilmiah dengan unsure sebagai berikut :
(1) Logis, maksudnya semua keterangan yang diketengahkan mempunyai alasan yang dapat diterima dari akal.aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
(2) Sistematis, yaitu semua yang dipaparkan disusun dalam urutan yang berkesinambungan.
(3) Objektif atau faktual, artinya keterangan yang dikemukakan didasar-kan pada apa yang benar-benar ada atau sesuai dengan fakta.
(4) Teruji, artinya keterangan yang diberikan dapat diuji kebenarannya, dan
(5) Bahasanya bersifat lugas atau denotatif.
 Seorang dokter gigi teoritis harus memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga timbul keinginan untuk meneliti suatu hal, mengajukan pertanyaan tentang objek dan peristiwa, serta memperlihatkan kesungguhan dalam menyelesaikan eksperimen. Peneliti yang baik tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat dan bersedia mengubah pendapatnya jika ada bukti-bukti lain yang lebih kuat. Peneliti haruslah tekun, tidak bosan mengadakan penelitian apabila ada yang diragukan dan tidak akan berhenti sebelum selesai. Mereka selalu melihat objek penelitian dengan objektif tanpa mencampurkan perasaan pribadi didalamnya, hingga tercapai penelitian yang sejujur-jujurnya. Sebagai dokter gigi, kita tidak boleh bersikap tinggi hati dan harus menghargai pendapat orang lain dan memandang karya orang lain sebagai karyanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates